Bertahan Hidup Di Medan Tugas Ala Jurnalis
Bagi seorang jurnalis professional, mengemban tugas liputan
adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan meskipun liputannya jauh ke luar
kota atau ke daerah lain yang belum dikenal sebelumnya. Soal jarak dan waktu
itu merupakan tantangan yang harus ditaklukan, demi sebuah perintah pimpinan
redaksi, sekaligus panggilan jiwa dalam rangka melaporkan kejadian atau
peristiwa agar dikonsumsi publik sehingga menjadi informasi yang berguna.
Terkadang, melaksanakan tugas ke luar kota atau daerah tertentu
menjadi pertimbangan berat bagi sebagian jurnalis karena harus meninggalkan
anak, istri, dan keluarga untuk beberapa waktu lamanya, apalagi jika pihak
kantor hanya memberi ongkos pas-pasan, sementara biaya hidup didaerah lain belum
tentu sama dengan di tempat sebelumnya.
Jika dipikirkan memang terasa berat, bisa membuat kening Anda
mengkerut. Namun sekali lagi itu hanyalah perasaan yang tidak perlu dikhawatirkan,
apapun yang akan terjadi kelak, itu urusan ke 100, yang penting bagaimana
caranya tugas mulia ini selesai tepat pada waktunya.
Kalaupun menemukan kesulitan di lapangan, itu hal wajar yang
bisa disiasati. Misalkan Anda kesulitan mencari tempat istirahat atau kehabisan
ongkos liputan sementara kantor tidak bisa menambah jatah ongkos yang sudah diberikan
plus tidak punya saudara atau kawan
dekat yang bisa dimintai pertolongan, pastinya sangat menyebalkan.
Dalam kondisi seperti itu, baiknya Anda ingat kepada sang
pencipta dan ingat pula bahwa jurnalis itu dilahirkan untuk menjadi pribadi
yang tangguh. Gunakanlah akal cerdas dan keberanian Anda untuk memecahkan
masalah klasik tersebut! Nah, berikut ini adalah cara-cara yang bisa Anda coba
jika mengalami hal diatas!
Cari tempat menginap
gratis
Jika Anda kemalaman dan butuh tempat untuk istirahat,
carilah tempat yang biasa digunakan oleh umum seperti masjid, balai desa,
kantor kecamatan dan kantor layanan umum lain. Jika kantor tersebut tutup, Anda
bisa mencari kantor polisi terdekat yang biasanya buka 24 jam. Yah, sembari
menemani polisi jaga malam, Anda bisa tiduran di ruang mushola, jika ingin
buang hajat Anda bisa ke toilet, atau jika ingin sekalian liputan, Anda bisa
nongkrong di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).
Satu lagi tempat yang buka 24 jam adalah rumah sakit, di
tempat ini terdapat pula mushola dan ruang tunggu yang luas dan bisa digunakan
untuk tiduran. Jika ingin sekalian mendapat berita, istirahatlah di dekat kamar
mayat atau IGD, karena seringkali korban kecelakaan, pembunuhan, dimasukan kesini.
Cari makan dan ongkos
liputan
Profesi jurnalis terbilang beruntung, karena keberadaannya dihargai
oleh masyarakat luas sehingga jika Anda mengalami hal ini tidak terlalu
menyulitkan, asalkan mempunyai keberaniaan total. Dengan KTA yang dimiliki,
gunakanlah untuk melakukan peliputan ke tokoh-tokoh setempat. Carilah orang
yang tersukses di daerah tersebut, lalu wawancarai secara ekslusif, niscaya
orang yang di wawancarai akan merasa senang. Jadi, jangan heran jika Anda diajak
makan atau mendapat ongkos untuk bensin, itu merupakan reaksi prestise nara sumber semata.
Meski mengharap
imbalan atau menerima amplop itu dilarang bagi jurnalis, karena dikhawatirkan akan
mempengaruhi independensi, namun dalam kondisi tertentu Anda tidak bisa menolak
jika dihargai nara sumber, selama hal itu bukan atas dasar paksaan atau
pemerasan. Selain itu, gunakanlah peralatan dan kamera yang Anda bawa
untuk mencari uang dengan cara menawarkan jasa fotografi dan video shooting
acara.
Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan sesuai
kesempatan yang ada, asalkan tidak melanggar hukum. (Camp-J)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments: