Latest Videos

Langkah Mudah Jadi Jurnalis Tanpa Harus Kuliah Publisistik

Menjadi jurnalis professional tidaklah gampang, banyak persyaratan dan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya harus memiliki kepribadian cerdas, energik dan berani. Hal itu dibutuhkan karena jurnalis akan berhadapan dengan orang-orang berintelektual tinggi seperti pejabat maupun birokrat. Disamping itu, jurnalis juga harus mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, tepat waktu, meskipun harus menembus medan berat seperti meliput peristiwa kerusuhan, perang, tawuran, bentrokan antar kelompok, gunung meletus, dan bencana lainnya.

Makanya tidak heran jika perusahaan-perusahaan media menerapkan seleksi ketat ketika merekrut para jurnalis. Nah, bagi Anda yang mengambil kuliah non-publisistik dan memiliki cita-cita jadi jurnalis, baik jurnalis TV, online, maupun cetak, ada baiknya untuk mempersiapkan diri sebelum bekerja agar tidak kaget dengan tekanan beban kerja. Untuk itu, simaklah ulasannya berikut ini.

Lampaui syarat-syarat masuknya

Umumnya perusahaan-perusahaan media menerapkan persyaratan standar bagi pelamar yang ingin mengisi posisi jurnalis, diantaranya nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama kuliah minimal 2,75 dan bahkan ada juga perusahaan  yang menerapkan minimal IPK 3,00. Ditambah lagi Anda harus mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, lisan maupun tulisan. Kemudian, ketika interview, biasanya Anda akan ditanya seputar pengetahuan kejurnalistikan, bahkan jangan kaget jika diminta untuk membuat contoh tulisan, artikel, berita maupun memperagakan  skill lewat uji kompetensi.

Apabila hasil  interview dan tes Anda dinilai memuaskan, selanjutnya tinggal mengikuti psikotes. Tes ini dalam rangka mengukur kepribadiaan dan penguasaan akademik Anda lewat serangkaian isian soal yang disediakan perusahaan. Jika semuanya mampu terlewati, Anda pasti diterima menjadi jurnalis.

Ikuti pelatihan-pelatihan jurnalistik

Khusus untuk Anda yang masih kuliah, ada baiknya mempersiapkan diri sebelum masuk ke perusahaan media yang diinginkan lewat kegiatan seperti pers kampus, forum wartawan, komunitas jurnalis, dan pelatihan-pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh praktisi jurnalis professional.  Hal ini penting untuk dapat mengenal cara kerja jurnalis, mengenal model penulisan, cara melakukan peliputan, wawancara ekslusif dan lain-lain, sehingga Anda tidak kaget lagi ketika masuk ke perusahaan media yang sudah besar.


Selain bisa menambah pengetahuan tentang jurnalistik, manfaat lain dari mengikuti pelatihan jurnalistik adalah bisa saling kenal dengan para praktisi professional yang kelak bisa mereferensikan Anda bekerja di perusahaan media.
(camp-J)

Bertahan Hidup Di Medan Tugas Ala Jurnalis

Bagi seorang jurnalis professional, mengemban tugas liputan adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan meskipun liputannya jauh ke luar kota atau ke daerah lain yang belum dikenal sebelumnya. Soal jarak dan waktu itu merupakan tantangan yang harus ditaklukan, demi sebuah perintah pimpinan redaksi, sekaligus panggilan jiwa dalam rangka melaporkan kejadian atau peristiwa agar dikonsumsi publik sehingga menjadi informasi yang berguna.

Terkadang, melaksanakan tugas ke luar kota atau daerah tertentu menjadi pertimbangan berat bagi sebagian jurnalis karena harus meninggalkan anak, istri, dan keluarga untuk beberapa waktu lamanya, apalagi jika pihak kantor hanya memberi ongkos pas-pasan, sementara biaya hidup didaerah lain belum  tentu sama dengan di tempat sebelumnya.

Jika dipikirkan memang terasa berat, bisa membuat kening Anda mengkerut. Namun sekali lagi itu hanyalah perasaan yang tidak perlu dikhawatirkan, apapun yang akan terjadi kelak, itu urusan ke 100, yang penting bagaimana caranya tugas mulia ini selesai tepat pada waktunya.

Kalaupun menemukan kesulitan di lapangan, itu hal wajar yang bisa disiasati. Misalkan Anda kesulitan mencari tempat istirahat atau kehabisan ongkos liputan sementara kantor tidak bisa menambah jatah ongkos yang sudah diberikan plus tidak punya saudara atau kawan dekat yang bisa dimintai pertolongan, pastinya sangat menyebalkan.

Dalam kondisi seperti itu, baiknya Anda ingat kepada sang pencipta dan ingat pula bahwa jurnalis itu dilahirkan untuk menjadi pribadi yang tangguh. Gunakanlah akal cerdas dan keberanian Anda untuk memecahkan masalah klasik tersebut! Nah, berikut ini adalah cara-cara yang bisa Anda coba jika mengalami hal diatas!

Cari tempat menginap gratis

Jika Anda kemalaman dan butuh tempat untuk istirahat, carilah tempat yang biasa digunakan oleh umum seperti masjid, balai desa, kantor kecamatan dan kantor layanan umum lain. Jika kantor tersebut tutup, Anda bisa mencari kantor polisi terdekat yang biasanya buka 24 jam. Yah, sembari menemani polisi jaga malam, Anda bisa tiduran di ruang mushola, jika ingin buang hajat Anda bisa ke toilet, atau jika ingin sekalian liputan, Anda bisa nongkrong di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).
Satu lagi tempat yang buka 24 jam adalah rumah sakit, di tempat ini terdapat pula mushola dan ruang tunggu yang luas dan bisa digunakan untuk tiduran. Jika ingin sekalian mendapat berita, istirahatlah di dekat kamar mayat atau IGD, karena seringkali korban kecelakaan, pembunuhan, dimasukan kesini.

Cari makan dan ongkos liputan

Profesi jurnalis terbilang beruntung, karena keberadaannya dihargai oleh masyarakat luas sehingga jika Anda mengalami hal ini tidak terlalu menyulitkan, asalkan mempunyai keberaniaan total. Dengan KTA yang dimiliki, gunakanlah untuk melakukan peliputan ke tokoh-tokoh setempat. Carilah orang yang tersukses di daerah tersebut, lalu wawancarai secara ekslusif, niscaya orang yang di wawancarai akan merasa senang. Jadi, jangan heran jika Anda diajak makan atau mendapat ongkos untuk bensin, itu merupakan reaksi prestise nara sumber semata. 

Meski mengharap imbalan atau menerima amplop itu dilarang bagi jurnalis, karena dikhawatirkan akan mempengaruhi independensi, namun dalam kondisi tertentu Anda tidak bisa menolak jika dihargai nara sumber, selama hal itu bukan atas dasar paksaan atau pemerasan. Selain itu, gunakanlah peralatan dan kamera yang Anda bawa untuk mencari uang dengan cara menawarkan jasa fotografi dan video shooting acara.


Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan sesuai kesempatan yang ada, asalkan tidak melanggar hukum.  (Camp-J)

Tips Agar Handphone Tidak Meledak Ketika Di-charge

ilustrasi
Beberapa waktu lalu banyak pemberitaan mengenai masalah pada handphone high end sekelas Iphone 4, Samsung S III, dan lainnya yang meledak atau terbakar secara tiba-tiba. Hal ini berdampak pada si pengguna yang mengalami cedera akibat masalah tersebut. Dari kasus itu, ditemui bahwa penyebabnya adalah karena adanya penggunaan charger “oplosan” atau tidak asli.

Lalu, apakah benar hanya karena  masalah pada charger atau ada hal lainnya? Secara tidak langsung pengaruh dari baterai adalah paling besar sehingga menyebabkan terjadinya handphone dapat meledak atau terbakar. Baterai menjadi sumber daya utama dari sebuah handphone baik yang berteknologi tinggi ataupun kelas dibawahnya. Untuk itu, perlu perhatian sedetail mungkin pada baterai handphone Anda.

Oleh karena itu, berikut ini akan dijelaskan tips untuk menghindari terjadinya ledakan atau terbakar pada handphone kesayangan Anda.

Jangan menggunakan charger “oplosan”

Charger “oplosan” memiliki tipe voltase lebih tinggi, yakni (>4,2V/cell). Memang, mengisi daya baterai terasa lebih cepat, namun resikonya berbahaya dapat merusak baterai dan berpotensi terjadi ledakan. Sebagai contoh, smartphone dengan charger bawaan 1A di-charge dengan charger bawaan tablet 2A.

Lepaskan case pelindung handphone

Jika Anda termasuk yang senang dengan menggunakan case, maka upayakan agar Anda melepas case pelindung handphone saat akan mengisi daya baterai. Terutama handphone yang menggunakan case dengan bahan dari material tertentu yang dapat menyerap panas lebih cepat sehingga menyebabkan suhu baterai berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan handphone Anda mudah meledak atau terbakar.

Jauhkan handphone dari bahan yang mudah terbakar

Meski peristiwa ledakan tidak dikehendaki oleh siapapun, tetapi langkah antisipatif perlu Anda lakukan ketika mengisi daya baterai. Caranya dengan menjauhkan ponsel dari jangkauan tubuh Anda, termasuk menjauhkan handphone dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Seperti contohnya jauhkan handphone dengan korek api atau gas pada saat sedang melakukan pengisian daya. Hal ini sebagai langkah pencegahan sehingga Anda selamat dari ledakan yang bisa mengakibatkan kebakaran hebat.

Yang harus dilakukan

Ketika Anda akan mulai mengisi daya baterai, jangan lupa untuk mematikan handphone/shutdown terlebih dahulu. Hal ini dilakukan sebagai upaya dini mencegah terjadinya ledakan, karena dikhawatirkan Anda lupa atau terlelap tidur dan membiarkan handphone charging terlalu lama.


Itulah beberapa tips yang dapat membantu Anda, semoga bermanfaat!!
(AM/Camp-J)

5W+1H, Rumus Penulisan Standar Jurnalistik

Bagi Anda yang ingin mencoba menulis berita, terlebih dahulu harus mengetahui rumus penulisan  5W+1H yang umum digunakan untuk penulisan di media cetak maupun online. Yah, rumus ini merupakan 6 rangkaian pertanyaan yang terdiri dari, What, Where, When, Why,Who, dan How.

Nah, sebelum Anda mulai menulis berita, rumus ini juga dapat menjadi patokan dalam melakukan peliputan agar muatan beritanya lengkap. Jika salah-satu pertanyaan tersebut tidak digunakan, maka berita yang Anda sajikan dapat dinyatakan tidak lengkap. Tentunya, hal itu dapat menyebabkan berita yang Anda buat tidak diterbitkan oleh pihak redaksi media. 

Lalu, bagaimana cara mengaplikasikan pertanyaan tersebut dalam sebuah liputan berita? Agar Anda tidak bingung, coba simak contoh berita ini:

Rumah Kontrakan Terbakar
JAKARTA (Pos Kota)- Kebakaran masih saja terus terjadi di Jakarta. Setelah kemarin di Teluk Gong, Jakarta Utara giliran Rabu dinihari tadi rumah kontrakan dilalap si jago merah di Kayumanis, Matraman, Jakarta Timur .
Rumah kontrakan milik Hasan (51), yang terletak di RT 02/01 Kayumanis itu diduga terbakar pukul 04.00 Wib, (11/1/2012), karena korsleting listrik. Kebetulan saat kejadian rumah yang dikontrak pedagang jamu itu dalam keadaan kosong. Pasalnya yang bersangkutan sedang mudik.
Api berhasil dipadamkan oleh petugas yang mengerahkan 10 unit mobil pemadam kebakaran satu jam kemudian. Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian ditaksir puluhan juta rupiah. Kasusnya ditangani Polsek Makassar. ( edi)

Sekarang, mari kita lihat apakah contoh berita diatas memenuhi rumus penulisan 5W+1H atau belum.

What? (apa)
Dalam kasus ini, what menunjukan peristiwa yang sedang terjadi yakni kebakaran rumah.

Where? (dimana)
Peristiwa kebakaran itu terjadi di rumah kontrakan di Kayumanis, Matraman, Jakarta Timur.

When? (kapan)
When, menunjukan waktu kejadian. Dalam peristiwa diatas, kebakaran terjadi  pukul 04.00 Wib dini hari, (11/1/2013)

Why? (mengapa)
Mengapa peristiwa itu terjadi? Dalam kasus kebakaran ini penyebabnya diduga karena korsleting listrik.

Who? (siapa)
Who, menunjukan korban yang rumahnya terbakar, dalam hal ini Hasan (51), atau pertanyaan ini juga bisa ditujukan kepada siapa saja saksi yang melihat kejadian itu, siapa kepala pemadam kebakaran yang menjinakan api dan siapa kepala polisi yang menyelidiki kasus tersebut.

How? (bagaimana)
Bagaimana peristiwa itu terjadi? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan menceritakan kronologis kejadian, dalam kasus ini kebakaran terjadi ketika ditinggal penghuninya mudik ke kampung halaman.

Demikian cara mengaplikasikan rumus 5W+1H. Gampang bukan? Sekarang Anda bisa mencobanya untuk berbagai macam berita seperti politik, hukum, kriminal, ekonomi, hiburan, dll.



Selamat mencoba, semoga bermanfaat!  

Kuliah Jurusan Jurnalistik Favorit Di Inggris

Camp-Jurnalis

Jurnalistik merupakan salah-satu program kuliah favorit di kalangan mahasiswa di Inggris. Bagi yang tertarik untuk menjadi penulis, peneliti, koresponden, atau pakar media, inilah program yang dapat mewujudkan impian Anda. Dalam artikel kali ini, penulis mengutip beberapa pengalaman mahasiswa Hotcourses, Tatsuya Ishii, yang berbagi informasi seputar kuliah jurusan Jurnalistik di Inggris.


Teman-teman dan mahasiswa, program kuliah jurnalistik bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang handal di bidang media cetak, online, maupun elektronik sebagai jurnalis profesional. Program ini pada umumnya tersedia untuk gelar sarjana (3 tahun) dan pasca sarjana (1 tahun).



Menurut Tatsuya Ishii, program kuliah ini fokus  mempelajari jenis-jenis jurnalistik, prinsip dasar, pengetahuan, dan keterampilan jurnalisme media. Nah, setelah Anda mempelajari semuanya, biasanya Anda akan menemukan ketertarikan di bidang tertentu seperti jurnalistik olahraga, fashion, life style, politik, ekonomi atau yang lainnya, sesuai minat masing-masing.


Apakah program ini cocok untuk Anda?


Sebelum memilih jurusan Jurnalistik, ada baiknya Anda mengenali bakat dan potensi yang ada dalam diri Anda melalui beberapa indikator permasalahan berikut ini:
  1. Memiliki keinginan untuk mengupas kebenaran sebuah permasalahan  
  2. Menaruh minat kepada suatu subjek tertentu (misalnya, olahraga, politik, peran public, music, film, dll.)
  3. Tertarik dengan program berita dan media. 

Apakah 3 point diatas ada yang cocok dengan pribadi Anda? jika ya, selamat! kelak Anda bisa menjadi jurnalis profesional. Setelah itu, barulah Anda mempersiapkan diri untuk mengikuti program ini dengan menempuh beberapa rangkaian tes yang dipersyaratkan oleh masing-masing universitas, antara lain:


  •  Memiliki nilai 300-320 poin pada test UCAS (Universities Central Council on Admissions) Tariff dari 3 mata pelajaran standar A-levels, dan
  •  Nilai 7.0 untuk IELTS (International English Language Testing System)

Dengan catatan, bagi siswa internasional persyaratan total nilai minimum IELTS untuk program jurnalisme lebih tinggi dibandingkan dengan program lainnya. Tentu saja, sebagai sebuah program yang mempelajari penulisan dan gaya bicara, mahasiswa jurnalistik diharapkan untuk memiliki keterampilan menulis dan kemahiran dalam percakapan bahasa Inggris yang tinggi. 



Penting di ketahui


Lulusan jurnalistik  memiliki prospek yang cukup bagus, karena banyak dibutuhkan untuk mengisi bidang seperti:

  • Hubungan Masyarakat (public relation)
  • Periklanan (baca mengenai program periklanan)
  • Departemen komunikasi
  • Produksi media
  • Politik
  • Seni menulis kreatif
  • Pendidikan

Berikut ini beberapa universitas unggulan yang menawarkan program kuliah Jurnalistik berkualitas:


  • James Cook University, Australia
  • University of New South Wales, Australia
  • Bournemouth University, Inggris
  • University of Oregon, Amerika Serikat
  • Monash University Sunway Campus, Malaysia

(sumber : berbagai sumber)